Saturday 1 April 2017

Perang Pakai Panah, Apa Kata Donald Trump?

Seminggu yang lalu saat menghadiri acara yasinan di rumah tetangga sebelah, seperti biasa sebelum memulai yasinan kita saling bercengkrama satu sama lain, seorang yang duduk di depan saya sedang membahas anaknya yang di pesantren yang diwajibkan membawa panah untuk latihan di sekolah.

Kemudian seorang lagi yang duduk disamping saya menimpali, "bagaimana kalau kita adakan latihan panahan saja di sini, ini Sunnah lho, kelak akan berguna untuk melawan orang kafir".

Para hadirin sepertinya tidak ada yang antusias, terutama saya yang justru tertawa dalam hati dengan kalimat terakhirnya yang cukup menggelitik logika saya. Jika yang dimaksud orang kafir adalah israel yang selalu berkonflik dengan Palestina, mau sampai kiamat gak bakalan menang, mungkin di padang mahsyar bisa menang.  Bagaimana mungkin pesawat tempur dan tank canggih Israel bisa ditaklukkan hanya dengan kamu pandai berenang  dan sebusur panah?

Saya sudah cukup faham pola pikir yang semacam itu, sehingga saya bisa menebak jika pertanyaan itu saya lontarkan ke mereka, mereka akan menjawab dengan jawaban yang khas "dengan pertolongan Allah semua bisa ditaklukkan." Lalu kenapa sejak abad ke 19 kita tidak pernah menang? Bahkan ketika Israel dikeroyok enam negara sekalipun?

Jawabannya karena kita memahami Al-Qur'an dan hadits secara tekstual bukan kontekstual. Di saat negara-negara kafir sibuk membuat alat-alat tempur nan canggih, negara non kafir masih sibuk dengan menenteng busur usang. Okelah jika kita gunakan sebagai sarana olahraga justru bagus, saya sendiri pernah membuat panah untuk olahraga.  Tetapi kalau ada embel-embel untuk melawan orang kafir, memangnya kita hidup di zaman apa? Ini 2017 bro, bukan zaman batu, saya maklumi jika kendaraanmu pakai unta, hidup di padang pasir,  tidak ada akses informasi dan teknologi. Tapi jika kamu ngaji pakai motor, telpon pakai Android, lalu mau lawan Israel pakai panah? ☺apa kata donald trump?

Mbok yo di zoom-out dulu agar pemikiran lebih luas dan penafsiran lebih tepat, ini sama seperti penafsiran hadits tentang siwak, jika memakai sikat gigi tidak sunnah. Padahal jika kota zoom-out pandangan kita kelihatan sebenarnya yang sunnah itu membersihkan gigi nya bukan siwaknya, jadi dengan media apapun tetap sunnah. Sama halnya dengan hadits tentang berenang dan memanah, jika ini dalam konteks perang. Kita disuruh berenang dan memanah untuk memperkuat militer kita, jadi untuk saat ini kamu bisa jadi TNI untuk mengamalkan hadits tsb.

Jika kita memahami agama secara tekstual, kita akan tetap primitif, karena hukum, budaya, bahkan alat perang masih menggunakan produk abad ke 6 masehi.

Saya percaya jika perang nuklir terjadi, semua akan hancur termasuk manusia akan musnah, jadi tidak adalagi perang panah-panahan. Kecuali kalau nuklirnya tidak sampai ke Indonesia otomatis kita masih hidup, dan tentunya senjata modern masih ada, ngapain pakai panah? ☺️

Atau mungkin energi di masa depan akan habis? Sekarang sudah banyak energi alternatif terbarukan, matahari dan angin dan air saja bisa jadi energi, kalau ketiga elemen tsb sudah tidak ada saya percaya energi punah, tapi manusia punah juga saat itu 😀

No comments:

Post a Comment