Friday 7 April 2017

Menertawakan Kehidupan

Hari ini saya dan teman teman saya Yusuf, dan Tursina, mempunyai rencana pergi ke candi  cetho yang terletak di Karanganyar jawa tengah. Cuaca sedikit mendung tetapi kami adalah ashabul nekat, yang jangankan hujan, banjirpun kami lewati (jembatan)  ðŸ˜€


Kami berangkat sekitar pukul 12 siang, dan tidak mempersiapkan jas hujan untuk persiapan jika terjadi hujan nanti. Dengan modal nekat kami bertiga berangkat beranjak meninggalkan base camp menuju candi cetho.


Sesampainya di Magetan kota sudah turun hujan cukup deras, alhasil kami basah kuyup, tetapi masih tetap nekat menerjang dinginnya udara lereng Gunung lawu.


Kami berhenti di cemoro sewu sekedar untuk mengisi perut yang kosong karena belum makan siang, sekaligus menghangatkan badan yang menggigil, dan tangan yang pucat putih. Berharap hujan segera reda dan kami bisa melanjutkan perjalanan.

Kami memesan makanan dan minuman, berbincang sambil tertawa bersama, menertawakan hal-hal kecil, seperti kopi kita bertiga yang tidak terasa panas sama sekali (saking dinginnya), masih memakai helm ketika di kedai supaya tidak dingin, sampai tangan yang tidak bisa diam karena menggigil.



Waktu terus berputar, tak terasa senja sudah datang, dan tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan, di saat seperti itu kami tidak memilih untuk menangisi tragedi ataupun menyesali keputusan. Tidak ada raut wajah penyesalan,  tetapi memilih untuk menertawakan kehidupan yang kadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.





Meskipun cuaca dingin, tetapi suasana tetap hangat, karena kami berbincang dan tertawa bersama, berbicara tentang mimpi hingga pujaan hati.


Menjelang pulang kami mendapati momen langka dimana perbukitan di seberang sedang diselimuti awan putih yang mana fenomena itu hanya terjadi setelah hujan saja. Kamipun berfoto bersama, yang tidak hanya mengambil gambar, tetapi mengabadikan momen,  sebuah momen untuk merayakan kehidupan.


Ya begitulah hidup ini, terkadang apa yang terjadi memang tidak sesuai keinginan kita, cobalah menerima apa yang diberikan Tuhan kepada kita, jalani dan syukuri, Tuhan memberimu jalan yang lebih indah. Jika belum menemukan keindahan, cobalah merubah sudut pandang Anda, seperti setangkai mawar,  Anda memiliki opsi untuk menikmati keindahan bunga nya atau hanya merasa ngeri karena durinya? 


No comments:

Post a Comment